Tuesday 2 February 2016

Pagi.

Pagi ini, hujan datang menghampiri jendelaku.
Awalnya ia malu, tapi perlahan ia mulai berani.
Aku tidak suka hujan tetapi tidak juga membencinya.
Hujan mengingatkanku akan berbagai hal yang pernah ku alami tapi ia juga yang mengingatkanku akan kebesaran yang kuasa.
Peduli apa hujan dengan banjir yang akan datang setelahnya? Peduli apa hujan dengan riuhnya kemacetan imbas dari banjir? Peduli apa hujan dengan basahnya pakaian orang-orang yang berjalan tanpa ada persiapan membawa payung sebelumnya? Hujan gak pernah peduli apa-apa.
Hujan hanya peduli akan sebuah pengakuan. Pengakuan kalau kedatangannya hanyalah sesuai perintah-Nya dan kita harus siap menerima itu.
Sama dengan kenyataan,"Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apapun yang akan terjadi, pasti terjadi." Seperti itulah kira-kira konsep hujan yang aku tangkap.
Sekarang ia berhenti (gumamku),  Ia juga yang mengaburkan lamunanku melalui angin yang berembus ditelinga yang seolah-olah membisikkan sudah waktunya mandi nak, sambut pagimu dengan kesiapan.

No comments:

Mata Elang

Kumpulan #ceritadian yang diukir dengan bahasa sederhana, disampaikan melalui tulisan dan berharap diterima dengan senang hati.